2020-12-24
Wartawan Tribunnews melaporkan bahwa Eko Sutriyanto-Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Pakar kesehatan internasional mengkritisi status Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang dinilai menjadi penghambat inovasi baru seperti alternatif tembakau. -Menurut mereka, penolakan terhadap inovasi tersebut dianggap menyia-nyiakan kesempatan untuk mencegah jutaan perokok meninggal sebelum waktunya.
Posisi WHO pada 31 Mei 2020 World Smoke Free Diumumkan pada kesempatan hari itu. Faktanya, jika Anda mempertimbangkan data dan penelitian ilmiah, “pengganti tembakau” dapat mengatasi masalah merokok di banyak negara.
– Profesor Tamu di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, Universitas Nasional Singapura, Profesor Tiki Pangstagu, mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama di Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa masalah merokok di dunia telah teratasi.
Membaca: Normal Baru Direktur Penerbangan Sipil di Era Siklus Lalu Lintas Udara-Penentangan Organisasi Kesehatan Dunia terhadap produk tembakau alternatif dapat dengan jelas melihat hal ini. -Tidak ada dasar ilmiah untuk penyangkalan. -Baca: Jumlah BUMN dikurangi menjadi 107, dan target tahun ini hanya ada 80 perusahaan-nyatanya, tujuan awal WHO untuk mengembangkan perjanjian pengendalian tembakau internasional yang disebut Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) adalah Pada tahun 2000, penyakit epidemik yang berhubungan dengan tembakau teratasi. -Baca: Layanan KA jarak jauh masih jauh dari normal mulai 12 Juni 2020. Banyak kajian ilmiah yang menyimpulkan bahwa risiko produk tembakau alternatif jauh lebih rendah dibandingkan rokok tradisional, ”kata Tikki dalam keterangan tertulisnya, Selasa (09/6/2020).
Baca: Kapasitas mobil pribadi masih Dibatasi dengan persentase maksimum 50 hingga 30 Juni 2020